Sabtu, 15 Januari 2011

FC Bar-Bar sebuah cerita dan arti persahabatan..



semua ini bermula dari 'stress' akibat kelas dosen dan asistensi yg padatnya minta ampun dan akhirnya terbentuklah tim ini (tanpa nama). Dahulu, kami sering cabut kelas hanya untuk main futsal, kalo gak di margo, ya di arena. Awalnya hanya untuk main-main aja, buat having fun, eh akhirnya jadi juga ni tim yg penuh dengan lawakan (jauh dari keseriusan).Trus memberanikan diri untuk daftar intern games di tahun pertama ketika maba, hmm.. sebenernya sih tahun pertama debut cukup lumayan (atraktif lah permainannya), ya gak? hehe..

bingung cari nama pas daftar, kami mencoba nama yang menggambarkan semangat juang teman2, tercetuslah bar-bar, biar lebih oke jadi FC BAR-BAR, supaya mainnya 'bar-bar' juga harapannya..haha

Kalo denger namanya sih serem abizz, dulu pernah ada senior bilang, "gw kira ini tim punya angkatan tua lohh, taunya bocah-bocah maba..haha".. waduh padahal secara nama orang2 udh pada takut duluan ya sama kita? gile..gile..

dan saat ini mungkin akan menjadi tahun terakhir kiprah FC Bar-Bar di intern games, setalah ada beberapa pemain datang dan pergi tapi tahun terakhir ini semua nya kembali lagi..hehehe..


mega transfer tahun ini (daud,satria,ali).. asik kan bar-bar..haha..
hmm, prestasi terbesar kita harus lolos group tahun ini ya!!..
ayo..ayo.. kita pasti bisa.. :D




Angan hidup ini melayang
Disaat kita bersama
Banyak kata yang tak sempat terucap
Waktu berlalu begitu cepat, masa itu telah pergi
Tinggalkan semua cerita
Yang layak kukenang di masa depan
Wahai sahabat .....
Kurindu canda tawamu

-lingga,2010

setetes embun yang menetes di tepian hati >>


perpisahan bukan berarti kita tak menginginkan kedekatan
karena kita akan memiliharanya, agar ia tetap hidup dalam jiwa
merasakan kerinduan yang begitu haru
mengharukan nan indah untuk dikenang

perpisahan bukan berarti kita ingin melupakannya
bahwa kita ingin ia hidup dalam ruang masa depan
membayangkan saat-saat pertemuan untuk waktu yang tak lama
di sanalah hati ini merasakan untuk menciptakan rasa bahagia

perpisahan bukan berarti kita tak lagi mencintainya
kita ingin cinta itu tertanam
saat embun hati menciptakan getar-getaran yang kita namakan getar keindahan

saat itulah kita benar-benar merasakan hakikat perpisahan
sebuah proses mencari keabadian cinta
hati yang selalu teringat dengan ruang dan waktu
karena kau akan selalu ada di hati ini bem feui 2010


(lingga,2010)

Selasa, 03 Agustus 2010

“Guruku Sejahtera Rakyat Merdeka”

Berprestasi merupakan salah satu impian terbesar para anak bangsa baik dalam hal akademis maupun non-akademis. Sudah banyak anak bangsa yang mengukir prestasi di dunia internasional dan dunia mengakui itu, mereka semua adalah asli didikan Indonesia. Melihat trend pendidikan yang bergerak ke arah positif, didasarkan pada pengalokasian anggaran (APBN) untuk pendidikan hingga 20%, hal ini tentunya menumbuhkan rasa optimistis yang tinggi akan perbaikan generasi di masa depan. Ibarat sebuah hujan di gurun pasir, inilah yang akan membuat SDM bangsa semakin terasah untuk memiliki daya saing yang kompetitif di pasar tenaga kerja.

Hal ini pun merupakan upaya peningkatan kualitas dan investasi bagi modal intelektualitas yang nyata. Perlu disadari bahwa peningkatan anggaran menjadi insentif bagi para pengajar (guru atau dosen) karena secara langsung akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Mereka secara serentak tergerak untuk memiliki sertifikasi sebagai modal untuk diakui sebagai pengajar yang handal. Insentif bagi mereka yang memiliki sertifikasi cukup besar, karena mereka dianggap profesional dan cakap sebagai seorang pengajar, selain itu juga mendapat pendapatan double.

Saat ini, menjadi seorang guru bukan zamannya lagi mendapat imbal jasa yang rendah, kesejahteraan mereka sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah, tidak ada lagi kisah Pak Oemar Bakrie dengan sepeda ontel bututnya!! selain penghasilan yang meningkat, mereka pun tidak perlu lagi kerja sampingan untuk menambah penghasilan, tentunya mereka akan lebih fokus mentransfer knowledge kepada anak bangsa. Jika kita melihat model hierarki Abraham Maslow, seorang guru saat ini sudah seharusnya pada tahap self-actualization, karena kebutuhan dasarnya secara otomatis akan terpenuhi dengan adanya insentif serifikasi ini. Dengan demikian, bukanlah pekerjaan yang akan dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang saat ini, banyak orang yang akan berlomba untuk mengabdi sebagai seorang guru, tentunya semakin banyak orang yang kompeten menjadi guru akan membuat pola pendidikan bangsa ini jauh lebih baik.

Hal ini dapat menjadi solusi untuk Indonesia yang lebih baik, bermartabat, dan memiliki integritas di mata dunia dalam 5, 10, bahkan 30 tahun mendatang. Melalui pendidikan maka bangsa ini akan semakin cerdas, baik secara rohani, intelektual, dan Mindset (cara berpikir melihat masa depan). Bangsa ini akan terdidik dan dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar, sehingga malu apabila bertindak tidak berdasarkan moral intelektualnya, tidak akan ada lagi koruptor yang merusak moral bangsa jika pendidikan sejak dini diterapkan dengan komprehensif, sesuai dengan cita-cita mulia bangsa ini (Ekonomi kerakyatan = Ekonomi bebas korupsi). Dengan demikian, pendidikan adalah modal utama kita untuk menggerakkan semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang besar dan bermartabat.

Apalagi saat ini, Bapak Anies Baswedan, Ph.D sedang menggemakan program indonesia mengajar!! Dimana para akademisi terbaik dari universitas-universita di negeri ini diajak untuk melakukan transfer knowledge pendidikan dasar pada daerah-daerah di pelosok negeri ini. Semoga semakin banyaknya orang yang peduli dengan nasib pendidikan bangsa ini akan membuat percepatan perubahan peradaban pula. Amin

Senin, 19 Juli 2010

Prophetic Leadership : “Umar bin Khattab"

“Kalau Rakyat mengalami kekenyangan, sayalah orang terakhir yang menikmatinya. Tapi jika mereka mengalami kelaparan, sayalah yang pertama merasakannya”
(Umar Bin Khattab)

Apakah masih ada saat ini pemimpin yang bisa berkata lantang seperti itu??..Nothing!.. Fakta yang terjadi bahkan sebaliknya, kenyangkan perut sendiri baru rakyat..huuhh.. Betapa mulianya pemimpin-pemimpin pada masa kenabian. Sebagai umat Islam, dimana kita telah diajarkan berbudi pekerti yang luhur, para pemimpin haruslah paham bagaimana cara terbaik menjalin hubungan dengan Tuhan secara vertikal, Allah swt (Hablu Minallah) dan sesama manusia secara horizontal (Hablu Minannas). Pemimpin yang hebat memiliki keseimbangan yang luar biasa pada 2 hal tersebut.

Seperti ilmu padi, “semakin berisi, semakin merunduk”.

Ada suatu kisah menarik pada masa pemerintahan Umar Bin Khattab, Suatu ketika Utbah bin Farqad (Gubernur Azerbaijan saat itu) disuguhi makanan oleh rakyatnya, kebiasaan itu sudah lazim dilakukan oleh rakyat kepada para pemimpinnya. Nama makanannya adalah ‘Habish’, terbuat dari minyak samin dan kurma. Sang Gubernur pun segera mencicipi makanan itu, sejenak dia berhenti mengunyah :

“Subhanallah! Betapa manis dan enak makanan ini, tentunya jika makanan ini kita kirimkan kepada Khalifah Umar bin Khattab di Madinah, dia pasti akan senang,” kata Utbah.

Kemudian ia memerintahkan rakyatnya membuat makanan tersebut, tentunya dengan kadar yang lebih mewah dan enak. Setelah makanan siap saji, sang gubernur memerintahkan anak buahnya ke Madinah dan membawa ‘habish’ untuk Khalifah Umar bin Khattab, sang khalifah segera membuka dan mencicipinya.

“Makanan apa ini?” Tanya Umar.
“Makanan ini namanya ‘Habish’. Makanan paling lezat di Azerbaijan,” jawab salah seorang utusan.
“Apakah seluruh Rakyat Azerbaijan bisa menikmati makanan ini?!!” tanya Umar lagi.
“Tidak, tidak semua bisa menikmatinya, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menikmatinya,” jawab utusan itu gugup.

Wajah Umar pun langsung memerah pertanda marah. Ia segera memerintahkan kedua utusan itu untuk membawa ‘habish’ ke Negerinya. Kepada Utbah ia menulis surat,

“.... Makanan semanis dan selezat ini bukan dibuat dari uang ayah dan ibu-mu!, kenyangkan perut rakyatmu dengan makanan ini, sebelum engkau mengenyangkan perutmu.”

Betapa hebatnya beliau dalam mendefinisikan arti kepemimpinan komprehensif, hal itu mungkin akan sangat sulit dijumpai pada zaman ini, namun kita belajar bagaimana sejarah mencatat pemimpin yang memiliki integritas, loyalitas, dan kredibilitas tinggi.

Umar adalah seorang teladan yang patut dicontoh dalam kebenaran dan keadilan. Dia sangat tunduk dengan aturan Kitabullah, seorang non-muslim pernah memuji nya “ Anda memerintah dengan adil sehingga rakyat aman, maka anda pun bisa tidur dengan tenang.”

Mungkin teman-teman pernah mendengar kisah seorang Ibu pemasak Batu, Ia memiliki anak yang sedang kelaparan ditengah malam, sampai2 untuk menghentikan tangisan lapar anaknya, sang ibu pun berpura-pura untuk memasak tapi yang dimasak adalah batu!!.. sangatlah tidak mungkin hal itu bisa terdeteksi tanpa adanya patroli keliling dari seorang Umar, yang setiap malam dingin menyedikitkan tidurnya untuk memeriksa keadaaan rakyat.
BANKITLAH PEMIMPIN MUDA INDONESIA!!..


“Pemimpin yang adil laksana seorang penggembala mengasihi gembalaannya. Ia membawa gembalaannya ke tengah padang rumput yang luas dan subur. Dia menjaganya agar tidak diterkam oleh binatang buas. Ia selalu mengawasinya agar tidak kelaparan dan kehausan”
(Hasan Al-Bashri)



M Lingga Naashiruddin
Vice President of BEM FEUI 2010
“always caring, more understanding”

Sir, Manager is not Enough!


Menuju Transformational Leadership”
 “Act as a Leader, even if you are not a Market Leader!
It sounds Great!! Begitu percaya diri! Pernyataan ini kental dengan makna mengenai model kepemimpinan pada saat krisis menghampiri atau bahasa simple-nya “lo bukan siapa-siapa !”. Secara eksplisit, unsur optimisme dan impian (dream) dalam melihat masa depan pun terkandung di dalamnya. Saat kita membicarakan model kepemimpinan, banyak hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran untuk kemudian dijadikan momentum perubahan. Dua orang ahli kepemimpinan, Kouzes dan Posner memiliki 5 (lima) model kepemimpinan (value creation), model ini dapat kita jadikan “share meaning” yang baik, apa itu ??.. let’s mention!
Change
Perubahan, ya perubahan!.. seorang Leader berani mengubah apa yang memang sudah sepantasnya dirubah karena dia melihat itu sebagai suatu inovasi dan improvement yang harus dilakukan (Change now or you die!). Beda Hal nya dengan manager yang biasanya cenderung “meneruskan” apa yang sudah berjalan karena dia takut atau tidak mampu menghadang akan datangnya resistancy di dalam ataupun diluar organisasi. Mereka lebih cenderung bermain aman agar selalu senantiasa pada comfort zone nya selama mungkin.

Dream
Selain change, seorang leader juga harus memliliki mimpi (dream). “eat, sleep, and dream” with the business/organization. Memimpikannya dengan perhitungan yang matang, cerdas, dan bertanggung jawab. Dan yang paling penting adalah

“You must have a passion, so you will have a dream”

Seolah kita sedang menggambarkan sketsa di langit yang biru tentang apa yang ingin dicapai, seorang manajer hanya bisa melihat persoalan hari ini, tapi susah membayangkan sesuatu yang akan dicapai di kemudian hari. Kita lihat Lee Kuan Yeuw (Mantan PM Singapura) yang membuat Singapura seperti sekarang ini, negara yang memiliki integritas dan reputasi Internasional yang sangat baik, masyarakatnya begitu maju, cerdas, dan kreatif. Itulah contoh mimpi yang dibangun sejak bertahun-tahun lama nya.

  
Empower
Selanjutnya seorang pemimpin harus berani memberdayakan orang lain, karena dia sadar tidak bisa melakukan segala sesuatu sendirian, tidak takut memberdayakan orang lain, termasuk anak buah. Tidak takut akan “kalah” dari orang lain. Karena dia pun memiliki umur yang terbatas dan akan ada regenerasi untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di kemudian hari. Seorang pemimpin bukan hanya melakukan “delegation of authority” seperti yang dilakukan oleh manajer. Tapi malah mendorong orang lain termasuk bawahan untuk berkreasi.

“I trust you for your creativity, not only for routine work”

Janganlah menjadi orang yang hanya jadi “yes man”. Seorang Leader harus siap dibantah dan diap di-counter, biasanya ketika sedang membahas sebuah ide, biasanya ide-ide yang gila. Tapi bantahan itu bukan didasari oleh sifat “resistant” atau tidak mau berubah. Semuanya harus didasari pada “penguasaaan” masalah termasuk data, informasi, pengetahuan, termasuk rumor!

Ada sebuah contoh menarik dari sebuah perusahaan rokok Sampoerna ketika membuat para “penggelinting rokok” jadi pemain marching band dan dikirim ke disney land, sampoerna ingin menunjukkan bahwa “orang kecil” pun bisa melakukannya ketika diberi kesempatan. Bayangkan!! Ibu-ibu yang sudah berjasa untuk sampoerna berpuluh tahun dilatih menabuh drumband oleh pelatih-pelatih dari Amerika. Bahkan!!, naik kapal terbang dan keluar negeri pun belum pernah, sehingga ketika pakai sabuk pengaman seketika pesawat mau terbang, hampir semuanya (keluarga, jajaran direksi sampoerna) menangis terharu. Betapa dahsyatnya “empowerment” bukan!!

Model
Pemimpin berani menjadi contoh untuk yang lain. Bukan Cuma bisa ngomong thok! Sedang seorang manajer sering kali Cuma pintar pidato atau bikin slogan, tapi bukan menjadi contoh yang baik. Akibatnya, anak buah tidak percaya. Cuma takut karena kalah “authority”. Leader meminta semua orang menjadi kreatif dan berbeda tapi tentunya dia sendiri “super kreatif”.

“It’s better to be a little bit different than to be a little bit better”


Ide nya seolah ngk pernah habis. Seorang leader, berbeda dengan manajer. Tidak takut ditiru bahkan kepingin ditiru!! Bagitu ditiru atau diikuti orang lain, berarti dia sudah menunjukan jalan yang benar!.

Love
Terakhir adalah cinta!..

love what you do and do what you love!”

Syarat ini mutlak bagi seorang leader. Kemauan untuk melakukan empat hal sebelumnya (Change, Dream, Empower, dan Model) memang harus didasari kecintaan pada apa yang sedang dikerjakan, bukan hanya mengerjakan berdasarkan rutinitas dan mendapatkan popularitas. Semua dilakukan karena cinta, karena cinta bisa membuat kita mengerjakan sesuatu dari hati dan hatilah yang lebih mengetahui tingkat keikhlasan kita dalam bekerja!!..
BANGKITLAH INDONESIA.. JJJ



M Lingga Naashiruddin
Vice President of BEM FEUI 2010
 “always caring, more understanding

Selasa, 23 Juni 2009

Life is Excellence...

Greatful...!!yaehhh

Hidup ini begitu luar biasa, menjadi orang yang apa adanya, it makes me enjoy to do everything.
ya, begitulah seharusnya kita bersikap, dari hati lah cerminan perbuatan kita, tidak ada yang dibuat-buat, natural.. tidak ada kemunafikan di dalamnya..

Short term
Dalam jangka pendek hal itu akan membuat resistensi terhadap perubhan itu. Namun, semakin lama kita akan menikmatinya but don't forget principal of your life, it must consistent.!!
membangun karakter adalah suatu keharusan bagi kita, rata2 orang yang hebat memiliki sifat dan karakter yang unik dalam hidupnya, ia berbeda dari orang kebanyakan, seperti titik putih di kertas yang hitam. berani berkata tidak karena ia memang salah, dan berkata benar jika itu benar.

Long term
pada dasarnya strategi jangka pendek yang telah kita ciptakan, akan tercermin dalam perbuatan kita kedepannya. dan itu memerlukan effort yang luar biasa untuk menjaganya. Cobaan pasti akan ada di tengah proses itu. but, you must moving forward brother..

Because life is Exellence..

Kamis, 25 Desember 2008

Pemerintah Melakukan Kebijakan Menaikkan BI Rate



Dilematis, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kebijakan yang telah pemerintah lakukan belum lama ini. Padahal dalam beberapa bulan belakangan ini BI rate sempat bertahan pada kisaran 8% dan sekarang telah menyentuh level 9,5%. Hal ini telah menimbulkan banyak pro-kontra di dalam masyarakat, ada yang menilai kebijakan ini dapat menguntungkan dan ada juga yang menilai kebijakan ini sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia pada khususnya. Hal yang sangat sederhana dapat kita katakan bahwa, kebijkan ini harus dilakukan untuk menekan laju inflasi yang amat tinggi, di sisi lain, hal ini akan berdampak buruk bagi investasi, karena akan menurunkan
jumlah masyarakat yang ingin meminjam uangnya ke bank, karena membengkaknya jumlah interest yang harus dibayarkan, tentunnya jika interest diberlakukan secara floating, karena pada umumnya bank-bank memberlakukan sistem bunganya secara floating.


Namun, jika kita lihat relevansinya dengan likuiditas perbankan, maka kebijakan ini dapat dikatakan melenceng dari realitas moneter yang ada, karena akan semakin mencekik likuiditas perbankan dan secara otomatis akan membuat bunga suku bunga semalam (overnight) lebih tinggi lagi. Sementara itu, ekonom PT BCA Tbk David Sumual mengatakan bahwa likuiditas perbankan yang cenderung seret saat ini sebenarnya disebabkan oleh banyaknya dana pemerintah yang disimpan di BI. Ia menceritakan, pada awal tahun 2008, dana pemerintah yang parkir di BI sebesar Rp 70 triliun hingga Rp 80 triliun. Bahkan pada Juni lalu, dana pemerintah membengkak menjadi sebesar Rp 147 triliun. Hal itu berarti akan berdampak serius pada bank-bank yang mempunyai kesulitan likuiditas yang akan semakin terbebani ketika melakukan pinjaman antar bank. Belum lagi dampak besar yang dipastikan melanda sektor riil, ketakutan untuk meminjam uang karena interest yang tinggi akan membuat dunia usaha
tertekan, walaupun usahanya disetujui untuk dijalankan namun, para pengusaha harus berpikir ulang karena bunga kredit yang tinggi dan dikhawatirkan tidak sanggup membayar cicilan bunganya, dalam jangka panjang, hal ini akan menimbulkan noan performing loan (kredit macet) bagi usaha-usaha yang modalnya berasal dari pinjaman bank. Hal ini pun akan berdampak pada melemahnya nilai ekspor, walaupun harga barang impor kita akan naik, tetapi permintaan akan impor barang dari negara-negara lain menurun karena menguatnya dolar terhadap mata uang negara tersebut. Belum lagi, masalah Surat Utang Negara (SUN) yang harganya mengalami keterpurukan di pasar uang, sehingga berdampak pada banyaknya orang yang melelang SUN dibawah harga yang sepantasnya, karena dikhawatirkan BI rate akan kembali naik sehingga semakin lama SUN tidak adanya nilainya. Hal ini lah yang harus diperhatikan dan dicermati oleh pemerintah dan BI dalam menentukan kebijakan.


Di sisi lain, inflasi yang tinggi menjadi alasan utama naiknya BI rate ini, pemerintah dan BI berasumsi bahwa keputusan menaikkan BI Rate ini dilakukan dengan memperhatikan resiliensi sektor keuangan khususnya perbankan dan diputuskannya setelah melihat angka inflasi yang naik cukup tajam pada September menjadi 0,97 persen serta laju inflasi tahun kalender dari Januari-September 2008 mencapai 10,47 persen sementara (yoy) year on year sebesar 12,14 persen. Jika melihat angka inflasi bulanan dan tahunan, kebijakan ini dinilai tepat karena dapat menyerap uang yang beredar di masyarakat sehingga diharapkan mampu menekan laju inflasi kedepannya. Pada dasarnya, laju inflasi
yang tinggi ini sedikit-banyak dampak dari kenaikan harga BBM, yang tentunya menyebabkan harga barang-barang pokok (kebutuhan primer) naik, seperti beras, elpiji, BBM, gula, makanan, buah-buahan dan lain-lain. Dengan demikian hal berdampak pada perhitungan fixed basket dalam barang-barang pokok untuk menghitung angka inflasi yang riil. Sementara itu, desakan IMF terhadap Indonesia untuk kembali menaikkan BI rate menjadi 10,5 % dalam menghadapi situasi krisis global ditanggapi miring oleh pemerintah karena sampai saat ini hal itu belumlah terlaksana, sebenarnya, untuk menekan laju inflasi ini pemerintah dapat melakukan intervensi terhadap barang-barang pokok, sehingga diharapkan mampu menekan harga di masyarakat dan mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok di pasaran. Desakan IMF perlu disikapi hati-hati oleh pemerintah, jika harus menaikkan BI Rate hingga 10,5 persen, suku bunga akan sangat tinggi nantinya. Akibatnya tidak ada ruang bagi pertumbuhan dunia usaha dan pemulihan sektor riil. Belum lagi wacana pemerintah menurunkan harga BBM, jika hal itu terlaksana, maka akan semakin baik dampaknya terhadap masyarakat menengah kebawah dan Usaha Kecil Menengah (UKM), kemudian daya beli masyarakat akan meningkat, seiring dengan menurunnya harga barang di masyarakat akibat dari biaya transportasi atau pengangkutan yang berbiaya lebih rendah. Tidak perlu banyak pertimbangan lagi, karena jika kita berkaca kepada Malaysia, mereka telah menrunkan harga BBM-nya dua kali, sementara Indonesia sampai saat ini belum menurunkan harga BBM. Padahal dalam APBN perubahan asumsi harga minyak telah USD 120/ barel, namun harga saat ini telah menyentuh level USD 80/ barel. Melihat dari penurunan yang cukup signifikan tersebut, seharusnya pemerintah segera merespon dengan menurunkan harga BBM. Hal itu tentunya akan berakibat terhadap penurunan harga, penurunan inflasi, dan pemerintah tidak perlu lagi menaikkan BI rate, sehingga diharapkan kedepannya iklim investasi dapat tumbuh dengan cepat.


muhammad.lingga@live.com